KEPANDEGAAN
I. PENDAHULUAN
Pandega adalah anggota muda
Gerakan Pramuka yang berusia 21 – 25 tahun, yang bisa juga disebut sebagai
“Senior Rover”. Secara umum pada usia tersebut sifat agresifnya sudah mulai
mengendap, sosialitasnya semakin tinggi, dan pertimbangan rasionalnya semakin
tajam. [i] Di usia tersebut memang
telah masanya saling mencintai dengan lain jenis kelamin. Bagi Pramuka Pandega
biasanya mereka kreatif serta lebih suka suka berkarya, tingkat kepatuhannya
(kepada Pembina, dan kepada aturan) lebih tinggi dibandingkan dengan yang bukan
Pramuka.
Formasi barisan pada upacara
pembukaan dan penutupan latihan bagi Pandega adalah berupa “Lidi”, yakni
bersaft satu lurus, di mana pemimpin-pemimpin Racananya berada di sebelah
kanan. Pembina bisa berada di tengah-tengah lapangan upacara, tetapi bisa berada
di ujung barisan paling kanan, bahkan bisa menyerahkan sepenuhnya dalam upacara
tersebut kepada Pradana atau Pemimpin Racana untuk memimpin upacara. Filosofisnya adalah bahwa Pandega sudah
dibebaskan melihat dunia luar, bisa melalui pribadi Pembinanya atau bisa
langsung. Dalam membina Pandega, porsi terbesar adalah “Tut Wuri Handayani” yakni di belakang memberi dorongan, motivasi
dan arahan; sedangkan ing madya mangun
karsa”, atau di tengah-tengah menggerakkan, “ing ngarsa sung tulada atau di depan memberi keteladanan porsinya
lebih kecil.
II. MATERI
POKOK
1. Reka – satuan terkecil Pandega yang terdiri dari 3 sampai
dengan 7 orang disebut Reka. Pedoman ini tidak harus demikian sesuai dengan
kebutuhan anggota-anggota racana itu sendiri dalam menetapkan jumlah. Bisa saja
ketika mereka akan membuat suatu proyek mereka membuat Reka sejumlah 12 orang.
Keanggotaan Reka di Pandega pada prinsipnya sangat luwes.
a. Nama Reka. Arti kata Reka adalah ide untuk
menciptakan sesuatu. Oleh karena itu Reka sifatnya tidak tetap, biasanya
dipengaruhi oleh peminatan, bakat, atau hobi. Dengan demikian bisa saja mereka
yang berhobi musik membuat satu reka yang ia namakan “Reka Nada Buana”; yang
suka teknik membuat “Reka Mekanika
Perkasa” dan sebagainya. Reka boleh berganti-ganti sesuai dengan jenis kegiatan
yang akan diampu oleh Pandega.
b. Pemimpin
Reka. Tiap Reka memiliki “Pemimpin Reka” dan “Wakil Pemimpin Reka”, yang
dipilih dari hasil musyawarah Reka.
c. Pembina
Reka. Biasanya di dalam Reka tidak ada Pembinanya, mengingat kedudukan reka
yang sering berubah sesuai kegiatan. Namun demikian tidak menutup kemungkinan
bahwa di dalam tiap Reka memiliki Pembina Reka, yang lebih berfungsi sebagai
instruktur atau konsultan.
2. Racana Pandega. Racana adalah kumpulan
dari dua sampai empat Reka. Arti kata Racana adalah dasar penyangga tiang
bangunan yang dalam bahasa jawa disebut umpak.
a.
Nama Racana biasanya diambil dari nama-nama
pahlawan. Namun demikian tidak menutup kemungkinan nama Racana juga diambil
dari nama-nama senjata atau nama kerajaan dalam pewayangan atau nama ceritera
mitos. Dalam pemilihan nama tentunya diambil yang terbaik menurut anggota Racana,
sehingga memiliki makna dan kebanggaan bagi seluruh anggota Racana.
b.
Pemimpin Racana. Pada setiap Racana dipimpin
oleh seorang “Pradana” dan “Wakil Pradana” yang dipilih dari musyawarah anggota
Racana. Biasanya susunan Racana Pandega sama dengan susunan Amabalan Penegak sebagai
berikut:
1) Pradana
dan Wakil Pradana
2) Kerani/Juru
Tulis atau sekretaris.
3) Bankir/Juru
Uang atau bendahara yang mengatur keuangan dan harta benda milik Racana.
4) Juru
adat/Pemangku adat yakni yang memimpin tata-cara adat Racana, yang pada
hakekatnya adalah penjaga kode etik Racana.
5) Pengurus
lain yang diperlukan dalam Racana.
Apabila diperlukan maka
Kerani, Bankir maupun Juru Adat bisa memiliki wakil.
3.
Perlengkapan Racana.
a. Perlengkapan
fisik. Racana yang ideal memiliki markas Racana, yakni tempat di mana Racana
itu berkumpul. Markas ini biasanya diberi nama “Sanggar”. Setiap Racana harus
memiliki bendera Merah Putih, bendera Pramuka, bisa juga bendera Racana (bila
ada) serta bendera WOSM, bendera berbagai Saka, tiang bendera, tali-menali, dilengkapi
dengan peralatan tulis-menulis (mesin ketik, komputer, printer), peralatan
memasak, serta peralatan perkemahan, sebagaimana halnya peralatan gugusdepan.
b. Pembina
Racana. Sesuai dengan metode satuan
terpisah, maka Pembina Racana putra harus seorang pria, dan Pembina Racana
puteri harus seorang wanita. Hubungan antara Pembina Racana dengan anggota Racana
Pandega seperti hubungan antara kakak dan adik; sedangkan hubungan antar Pembina
Racana adalah hubungan persaudaraan atau kekerabatan, bukan seperti hubungan
antara atasan dan bawahan.
c. Instruktur.
Racana yang menginginkan materi-materi sebagai bekal keterampilan dalam
hubungannya dengan “life-skill”, dapat memanggil instruktur yang ahli di
bidangnya.
4. Peminatan. Di dalam Gerakan Pramuka terdapat
lembaga-lembaga yang dapat memberikan pendidikan khusus yang menjurus kepada
peminatan yang disebut dengan Satuan Karya (Saka). Ada 8 Saka atau 8 peminatan dalam
Gerakan Pramuka yakni (1) Saka Bahari – minat kelautan, (2) Saka Bakti Husada –
minat pelayanan kesehatan, (3) Saka Bhayangkara – minat hukum dan
kemasyarakatan; (4) Saka Dirgantara – Minat keangkasaan; (5) Saka Kencana –
minat penyuluhan kependudukan; (6) Saka Taruna Bumi – minat pertanian,
perikanan dan peternakan; (7) Saka Wana Bhakti – minat kehutanan; (8) Saka Wira
Kartika – minat kesatriaan darat.
d. Catatan: Anggota Saka sifatnya tidak permanen
karena ia harus kembali ke gugusdepannya lagi.
5.
Dewan Pandega
(Dewan Racana)
Dewan Racana Pandega/ Dewan Pandega,
terdiri dari :
1) Ketua Dewan Pandega di pegang oleh Pradana.
2) Seorang wakil ketua, seorang sekretaris dan
seorang bendahara serta beberapa orang anggota dipilih dari para pemimpin Reka
dan atau wakil pemimpin Reka.
Pembina Pramuka Pandega dan
Pembantu Pembina Pramuka Pandega tidak masuk dalam Dewan Racana. Pembina Racana
bertindak sebagai penasehat, pendorong, pengarah, pembimbing dan mempunyai hak
dalam mengambil keputusan terakhir.
Dewan Pandega bertugas :
a. Menyusun
perencanaan, pemrograman, pelaksana program dan mengadakan penilaian atas
pelaksanaan kegiatan.
b. Menjalankan
dan mengamalkan semua keputusan dewan.
c. Mengadministrasikan
semua kegiatan satuan.
d. Keputusan
Dewan dibuat secara demokratis
6.
Dewan
Kehormatan Pandega
Yang dimaksud dengan Dewan
Kehormatan ialah dewan yang dibentuk untuk mendampingi Dewan Satuan dengan
tugas :
a. membahas proses pelantikan seorang Pandega.
b. membahas proses pemilihan dan pelantikan
pemimpin satuan.
c. membahas tentang pemberian penghargaan atas
prestasi Pandega.
d. membahas tentang tindakan atas pelanggaraan
Kode Kehormatan Pandega.
e. membahas tentang rehabilitasi anggota
satuan.
7.
Kegiatan Pandega
Kegiatan Pandega adalah
kegiatan yang selalu berkarakter, dinamis, progresif, menantang, bermanfaat
bagi diri dan masyarakat lingkungannya. Kegiatan Pandega berasal dari Pandega,
oleh Pandega, dan untuk Pandega, walaupun tetap di dalam tanggungjawab Pembina Pandega.
Materi yang akan dilatihkan
pada hakekatnya semua aspek hidup yang nilai-nilai dan keterampilan. Materi
dikemas sehingga memenuhi 4 H sebagaimana yang dikemukakan oleh Baden Powell
yakni: Health (kesehatan jiwa dan
raga). Happiness (Kebahagiaan yang meliputi
3 indikator yakni: kegembiraan, kedamaian, dan kesyukuran), Helpfulness (tolong-menolong/gotong-royong sebagai kepribadian
bangsa), Handicraft (hasta karya atau
adanya produk yang dihasilkan).
Materi latihan datang dari
hasil rapat Dewan Pandega, namun demikian Pembina sebagai konsultan bisa
menawarkan program-program baru yang lebih bermakna, menarik, dan bermanfaat.
Proses penyampaian materi
bagi Pandega adalah:
Learning by doing (meliputi: Learning to know,
learning to do dan learning to live together).
Learning to be (meliputi: Learning by teaching;
Learning to serve; Serving to earn).
Syarat Kecakapan Umum (SKU), Syarat Pramuka Garuda (SPG) dan Syarat
Kecakapan Khusus (SKK)
SKU dan SPG merupakan
standar nilai-nilai dan keterampilan yang semestinya dicapai oleh seorang Pramuka. Sedangkan SKK
adalah standar kompetensi Pramuka berdasarkan peminatannya, oleh karena itu
tidak semua SKK yang tersedia dianjurkan untuk dicapai.
Hasil pendidikan dan
pelatihan Pramuka Pandega dilihat dari SKU - SPG yang dicapai dan SKK yang
diraih.
SKU Pandega hanya ada satu
tingkatan, yakni:
1.
Pandega.[ii]
Setelah menyelesaikan Syarat
Kecakapan Umum Pandega maka seorang Pandega dapat menempuh Syarat Pramuka
Garuda (SPG) – yang dalam pramuka internasional disebut Eagle Scout. Di tingkat internasional ada perkumpulan Pramuka yang
telah mencapai Eagle Scout yang disebut ATAS (Association of Top Achievement Scout).
Secara garis besar kegiatan Pandega
dibagi menjadi:
a. Kegiatan Latihan
Rutin
1). Mingguan
Kegiatan latihan biasa
dimulai dengan:
- Upacara pembukaan latihan.
- Pemanasan biasanya dengan permainan ringan
atau ice breaking, atau sesuatu yang sifatnya menggembirakan tetapi tetap
mengandung pendidikan. Atau diskusi tentang hasil keputusan Dewan Racana
mengenai program latihan. Atau diskusi mengenai pelaksanaan proyek bakti
masyarakat; dsb.
- Latihan inti, bisa diisi dengan hal-hal
yang meliputi penanaman nilai-nilai dan sekaligus keterampilan. Berbagai cara
untuk menyajikan nilai-nilai dan keterampilan yang dilakukan secara langsung (misalnya
keterampilan beternak ayam, beternak ikan hias, beternak lebah, membuat vas
bunga dari bambu, penyuluhan narkoba, penyuluhan kependudukan kepada
masyarakat, bakti latihan memberi materi baris-berbaris ke satuan Penggalang.
Dsb.
- Latihan penutup, bisa diisi dengan
permainan ringan, menyanyi, atau pembulatan dari materi inti yang telah
dilakukan.
- Upacara penutupan latihan. Di sini jangan
lupa Pembina Upacara menyampaikan rasa terima-kasih dan titip salam pada
keluarga adik-adik Pandega, da memberi motivasi kepada Pandega agar tetap
menjadi warganegara yang berkarakter.
- Catatan:
1. Latihan untuk
Pandega sudah diaplikasikan pada kebutuhan riel, dan bukan simulasi.
2. Di dalam
setiap latihan bisa dilakukan pengujian Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat
kecakapan Khusus (SKK) yang bisa dilakukan sewaktu latihan atau di luar
latihan. Acara Pelantikan-Pelantikan dapat dilakukan dalam kegiatan rutin atau
eksidental.
2). Bulanan/ dua bulanan / tiga bulanan/ menurut kesepakatan.
Kegiatan ini bisa
diselenggarakan atas dasar keputusan Dewan Pandega dan Pembinanya, dengan jenis
kegiatan yang biasanya berbeda dengan kegiatan rutin mingguan. Kegiatan rutin
dengan interval waktu tersebut biasanya dilakukan ke luar dari pangkalan
gugusdepan; misalnya kegiatan bakti masyarakat (penyuluhan, kebersihan dan
kesehatan lingkungan, HIV, tanggap bencana, dll), dan juga kegiatan yang
bersifat menyenangkan dan menantang seperti: hiking, rowing, climbing, mountaineering, junggle survival, orientering,
swimming, kegiatan-kegiatan permainan high
element, dan low element, praktek pionering yang sebenarnya, first aids, berkemah.
3). Latihan Gabungan
(Latgab).
Pada hakekatnya latihan
gabungan ini adalah latihan bersama dengan gugusdepan lain, sehingga terdapat
pertukaran pengalaman antara Pandega dengan Pandega, Pembina dengan Pembina.
Materi kegiatannya bisa sama dengan kegiatan Bulanan/ dua bulanan / tiga bulanan/ menurut kesepakatan.
4). Kegiatan Kwartir Cabang,
Daerah, dan Nasional
Jenis kegiatan kita
kategorikan dalam kegiatan rutin, karena diselenggarakan tahunan, dua tahunan,
tiga tahunan, empat tahunan, atau lima tahunan yang diputuskan dan
diselenggarakan oleh Kwartirnya. Misalnya kegatan:
a) KIM
(Kursus Instruktur Muda) atau Pelatihan Insmura (Instruktur Muda Racana)
b) LPK
(Latihan Pengembangan Kepemimpinan Penegak & Pandega).
c) LPDK
(Latihan Pengelola Dewan Kerja).
d) Berbagai
Kursus Keterampilan.
e) Berbagai
jenis kursus kewirausahaan.
f) Mengerjakan
berbagai proyek bakti.
g) Raimuna
(Pertemuan Pandega & Pandega Puteri dan Putera).
h) Perkemahan
Wirakarya (kemah bakti Pandega dan Pandega, mengerjakan proyek-proyek yang
bermanfaat bagi masyarakat).
i)
Sidang Paripurna (untuk Dewan Kerja)
j)
Musppanitera (Musyawarah Pandega
& Pandega Puteri-Putera).
k)
Rovermoot seperti Raimuna di tingkat
internasional.
5) Kegiatan Insidental
Kegiatan ini biasanya muncul
karena Gerakan Pramuka mengikuti kegiatan-kegiatan lembaga-lembaga Pemerintah
atau lembaga non-pemerintah lainnya. Misalnya mengikuti pencanangan “say no to drug” yang diselenggarakan
oleh BNN, atau Departemen Kesehaatan; “kegiatan penghijauan” yang dilakukan oleh
Departemen Pertanian, Kegiatan Imunisasi, Kegiatan bakti karena bencana alam,
dan sebagainya.
8. Pola
Pembinaan Pramuka Pandega
III. PENUTUP
Peserta didik setiap saat harus
ditempatkan sebagai subjek pendidikan; oleh karena itu Pembina tidak boleh
menganggap dirinya sebagai store of
knowledge (atau gudangnya ilmu pengetahuan), tetapi hendaknya bertindak
sebagai fasilitator, yang dapat memfasilitasi kegiatan. Di sinilah diterapkan
apa yang disebut oleh Baden Powell dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan
latihan adalah “ask the boys”.
KEPUSTAKAAN
§ Baden
Powell, (2008), Scouting For Boys,
Penerbit Pustaka Tunas Media. Jakarta.
§ Baden
Powell, (2009) Aids to Scout Mastership.
Pustaka Tunas Media, Jakarta.
§ Boy
Scout of America, 1977, Order of Arrow
Handbook, USA.
§ Graydon.
Don & Hanson. Kurt, 1997, Mountaineering,
Sixth Edition, The Mountaineers, USA.
§ Pepen
Supandi, SP & Nurhidayat, 2007, Fun
Game, Penebar Swadaya, Jakarta.
§ Sannell.
Edward. E & Newstrom. John. W., (1991), Still
More Games Trainers Play, McGraw-Hill, Inc.
§ Scouting
an Educational System, The Team System. WSB JENEVA.
§ The
Scout Association of Australia, 1996, Scout
Leaders Handbook, Second Edition, The National Excecutive Committee of The
Scout Association of Australia.
§ World
Scout Bureau, (2007), Scouting in
Practise, Pustaka Tunas Media, Jakarta.
§ World
Scout Bureau, 2005, World Adult Scout
Handbook,
§ World
Scout Bureau, 2009, Empowering Young
Adults, Guideline for The Rover Scout Section, Geneva.
[i]
Agak aneh bila mahasiswa telah berusia 21 – 25 tahun, demonstrasi merusak
kampusnya sendiri, bahkan membakar laboratorium, maka dapat dipastikan dia
bukan seorang anggota Pramuka, lebih-lebih anggota Pramuka pandega yang telah
memiliki pertimbangan rasional yang baik.
[ii]
Dalam berbagai pertemuan Pandega (sidparnas, Kembaranas), mengingat lamanya
masa usia Pandega yakni 5 tahun, maka apabila hanya satu tingkatan Pandega
rasanya tidak cukup, maka dalam pertemuan tersebut diusulkan beberapa pendapat
supaya : 1. Ada Pembina Mahir Pandega.
2. SKU Pandega ada 2 tingkatan yakni Panda
(Pandega Muda) dan Pantama (pandega Utama).