PENDIDIKAN
DALAM KEPRAMUKAAN
I.
PENDAHULUAN
Jalur
Pendidikan
1. Dalam Sistem Pendidikan Nasional, dikatakan
bahwa proses pendidikan terdapat 2
(dua) jalur yaitu :
a. Jalur
pendidikan sekolah; merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah
melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan.
b. Jalur
pendidikan luar sekolah; merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar
sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar yang tidak harus berjenjang dan
berkesinambungan.
2. Dibeberapa negara dikatakan
bahwa terdapat 3 (tiga) jalur pendidikan, yaitu:
a. pendidikan
formal;
b. pendidikan
non formal;
c. pendidikan
in formal.
3. Ditinjau dari lingkungan hidup
manusia, maka terdapat 3 (tiga) lingkungan pendidikan, yaitu:
a.
lingkungan pertama dan utama adalah
lingkungan keluarga sebagai lingkungan yang dapat bersifat mendidik.
b.
lingkungan kedua adalah lingkungan sekolah
yang tugas utamanya adalah melaksanakan program-program pendidikan (bimbingan,
pengajaran dan/atau latihan).
c.
lingkungan ketiga adalah lingkungan
masyarakat yang bersifat mendidik: Gerakan Pramuka, Palang Merah Remaja dan
sebagainya.
II.
MATERI POKOK
1. Pendidikan adalah usaha sadar menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang.
2. Gerakan Pramuka adalah Gerakan (Lembaga)
Pendidikan yang komplementer dan suplementer (melengkapi dan memenuhi pendidikan
yang diperoleh anak/remaja/pemuda di rumah dan di sekolah), pada segmen yang
belum ditangani oleh lembaga pendidikan lain yang pelaksanaannya mengunakan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan; di
Alam Terbuka (out door activities),
dan yang sekaligus dapat menjadi upaya "self education" bagi dan oleh anak/remaja/pemuda/pramuka
sendiri.
3. Pendidikan dalam kepramukaan diartikan
secara luas adalah:
Suatu proses pembinaan dan pengembangan
sepanjang hayat yang berkesinambungan atas kecakapan yang dimiliki peserta
didik, baik dia sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.
4. Sasaran pendidikan dalam arti luas tersebut
adalah menjadikan peserta didik sebagai manusia yang mandiri, peduli,
bertanggungjawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat.
5. Pendidikan dalam arti luas bertumpu pada
empat sendi atau "soko guru" yaitu:
a.
Belajar mengetahui (Learning to know) untuk memiliki pengetahuan umum yang cukup luas
dan untuk dapat bekerja secara mendalam dalam beberapa hal. Ini juga mencakup
belajar untuk belajar, agar dapat memanfaatkan peluang-peluang pendidikan
sepanjang hidup.
b.
Belajar berbuat (Learning to do) bukan hanya untuk memperoleh kecakapan/ketrampilan,
kerja, melainkan juga untuk memiliki ketrampilan hidup yang luas,termasuk hubungan
antar pribadi dan hubungan antar kelompok.
c.
Belajar hidup bermasyarakat (Learning to live together) untuk menumbuhkan pemahaman orang lain,
menghargai saling ketergantungan, ketrampilan dalam kerja kelompok dan
membereskan pertentangan-pertentangan, serta menghormati sedalam-dalamnya
nilai-nilai kemajemukan (pluralism),
saling pengertian, perdamaian dan keadilan.
d.
Belajar untuk mengabdi (Learning to serve). Di sini Pramuka dilatih untuk peduli terhadap
sesama dan alam semesta.
e.
Belajar menjadi seseorang (Learning to be) agar dapat lebih mengembangkan watak serta dapat
bertindak dengan otonomi/kemandirian berpendapat dan bertanggungjawab pribadi
yang makin besar.
6. Proses pendidikan dalam kepramukaan terjadi
pada saat peserta didik asik melakukan kegiatan yang menarik, menyenangkan,
rekreatif dan menantang. Pada saat sedemikian itu, Pembina Pramuka disela-sela
kegiatan kepramukaan tersebut memberikan bimbingan dan pembinaan watak.
III.
KESIMPULAN
1. Pendidikan watak dan kepribadian diberikan
pada peserta didik pada saat peserta didik sedang asik melaksanakan kegiatan
yang menarik, menyenangkan, rekreatif dan menantang.
2. Pembina Pramuka yang memikul tugas dalam
pembinaan watak/karakter peserta didik, harus bisa menciptakan kegiatan yang
menarik, menyenangkan, rekreatif dan menantang.
3. Kegiatan kepramukaan yang menarik,
menyenangkan, rekreatif dan menantang hanya bisa terwujud bilamana Pembina
melibatkan peserta didik dalam perencanaannya.
4. Kegiatan kepramukaan lebih mengutamakan
pada kegiatan di alam terbuka, sehingga setiap kegiatan kepramukaan mempunyai
dua nilai yaitu nilai formal atau nilai pendidikan yaitu pembentukan
watak (Character building) serta nilai
materilnya yaitu kegunaan praktisnya.
KEPUSTAKAAN
1. AD
& ART Gerakan Pramuka (Kepres RI No. 24 Tahun 2009 dan Kep.Ka. Kwarnas
No. 203 Tahun 2009). Kwarnas. Jakarta, 2009.
2. Mutahar, HS. Back To Basic. Kwarnas, Jakarta.
3. Powel, Lord Baden. Memandu
Untuk Pramuka. Kwarnas Gerakan
Pramuka. Jakarta, 1998.
4. De Porter, Bobbi & Mike Hemacki. Quantun
Learning.
5. The
Essential Characteristics Of Scouting. WSB. Geneva.
6. Pendidikan
Nilai Gerakan Pramuka. Kwarnas.
Jakarta, 1999.